Guru Honorer di Cirebon Sulap Pipa Bekas Jadi Lampu Hias
Chaerul Umam (25), guru honorer Cirebon, berhasil menyulap limbah pipa menjadi barang yang bernilai ekonomis. Dia tak menyangka lampu hias buatannya diminati banyak orang.
Saat ditemui detikcom, Umam bersama rekannya Afandi (30) sibuk memproduksi lampu hias. Umam mengebor pipa bekas untuk membuat motif lampu hias. Sedikitnya ada empat kategori motif yang ditawarkan Umam untuk pelanggan lampu hiasnya, yakni motif kaligrafi, ornamen, animasi dan logo klub sepakbola.
"Kadang dapat pesanan untuk membuat motif seperti logo atau lambang instansi sekolah, organisasi, rumah produksi, dan sebagainya. Ya kita sesuaikan dengan selera pemesan," kata Umam di kediamannya,Dusun Cantilan, Desa Japura Kidul, Kecamatan Astana Japura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (13/4/2019).
Umam menceritakan ide kreatif pembuatan lampu hias itu muncul sekitar tiga bulanan yang lalu. Awalnya, Umam dan Afandi membuat lampu hias berbahan limbah pipa diperuntukkan untuk pribadi. Tak disangka-sangka, karya keduanya ternyata ciamik. Umam dan Afandi pun banjir pujian saat lampu hiasnya itu diunggah di media sosial.
"Ternyata responsnya baik, saudara banyak yang pesan. Kemudian teman-teman memesan juga. Akhirnya kita seriusi ini," ucap Umam.
Pria lulusan IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini memiliki cita-cita agar rumah produksi lampu hiasnya berkonsep ramah lingkungan dan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar. Selama ini, Umam mengumpulkan dan membeli pipa bekas dari tetangga dan tukang rongsokan.
"Kadang kita beli Rp 15 ribu per kilogram dari tetangga," kata guru IPA SMP NU Lemah Abang Cirebon itu.
Selain mengajar sebagai guru honorer di SMP, Umam juga mengajar mata pelajaran kesenian dan olahraga di Madrasah Ibtidaiah (MI) Wathoniyah Cantilan. Tahun ini merupakan tahun ke-10 Umam mengajar di MI tersebut. Umam tak menampik honor mengajar di dua sekolah tersebut kurang dari Rp 1 juta.
Namun, Umam tetap bersyukur dan tetap membagi waktu antara mengajar dan memproduksi lampu hias. "Kan ada teman-teman lain yang membantu. Kalau saya ikutan garap lampu itu setelah pulang mengajar," ucapnya.
Dia mengatakan pemesanan lampu hias bisa mencapai 15 hingga 20 buah dalam sepekan. Sementara, dalam sehari pihaknya mampu memproduksi sebanyak 5 buah lampu hias.
Lampu hias produksinya itu sudah dikirim ke berbagai daerah, seperti Jateng, Jatim, Kalimantan, Aceh dan lainnya. Bahkan, ada juga yang dikirim ke luar negeri. "Alhamdulillah sudah dikirim ke luar daerah. Ke luar negeri pernah sekali yaitu ke India, lampu bermotif doraemon," kata Umam.
"Ya Alhamdulillah ada pemasukan tambahan. Kita libatkan rekan di sini. Penghasilannya buat operasional produksi dan rekan-rekan," ujarnya.
Dia menambahkan sistem pemasarannya melalui Instagram dan Facebook yakni @damarkreasi. Umam mematok harga Rp 100 ribu hingga 300 ribu untuk satu buah lampu hias. "Harga disesuaikan dengan motif dan ukuran. Insyallah murah, tapi kualitas tetap kita perhatikan," tutur Umam.[Detik]
Saat ditemui detikcom, Umam bersama rekannya Afandi (30) sibuk memproduksi lampu hias. Umam mengebor pipa bekas untuk membuat motif lampu hias. Sedikitnya ada empat kategori motif yang ditawarkan Umam untuk pelanggan lampu hiasnya, yakni motif kaligrafi, ornamen, animasi dan logo klub sepakbola.
"Kadang dapat pesanan untuk membuat motif seperti logo atau lambang instansi sekolah, organisasi, rumah produksi, dan sebagainya. Ya kita sesuaikan dengan selera pemesan," kata Umam di kediamannya,Dusun Cantilan, Desa Japura Kidul, Kecamatan Astana Japura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (13/4/2019).
Umam menceritakan ide kreatif pembuatan lampu hias itu muncul sekitar tiga bulanan yang lalu. Awalnya, Umam dan Afandi membuat lampu hias berbahan limbah pipa diperuntukkan untuk pribadi. Tak disangka-sangka, karya keduanya ternyata ciamik. Umam dan Afandi pun banjir pujian saat lampu hiasnya itu diunggah di media sosial.
"Ternyata responsnya baik, saudara banyak yang pesan. Kemudian teman-teman memesan juga. Akhirnya kita seriusi ini," ucap Umam.
Pria lulusan IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini memiliki cita-cita agar rumah produksi lampu hiasnya berkonsep ramah lingkungan dan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar. Selama ini, Umam mengumpulkan dan membeli pipa bekas dari tetangga dan tukang rongsokan.
"Kadang kita beli Rp 15 ribu per kilogram dari tetangga," kata guru IPA SMP NU Lemah Abang Cirebon itu.
Selain mengajar sebagai guru honorer di SMP, Umam juga mengajar mata pelajaran kesenian dan olahraga di Madrasah Ibtidaiah (MI) Wathoniyah Cantilan. Tahun ini merupakan tahun ke-10 Umam mengajar di MI tersebut. Umam tak menampik honor mengajar di dua sekolah tersebut kurang dari Rp 1 juta.
Namun, Umam tetap bersyukur dan tetap membagi waktu antara mengajar dan memproduksi lampu hias. "Kan ada teman-teman lain yang membantu. Kalau saya ikutan garap lampu itu setelah pulang mengajar," ucapnya.
Dia mengatakan pemesanan lampu hias bisa mencapai 15 hingga 20 buah dalam sepekan. Sementara, dalam sehari pihaknya mampu memproduksi sebanyak 5 buah lampu hias.
Lampu hias produksinya itu sudah dikirim ke berbagai daerah, seperti Jateng, Jatim, Kalimantan, Aceh dan lainnya. Bahkan, ada juga yang dikirim ke luar negeri. "Alhamdulillah sudah dikirim ke luar daerah. Ke luar negeri pernah sekali yaitu ke India, lampu bermotif doraemon," kata Umam.
"Ya Alhamdulillah ada pemasukan tambahan. Kita libatkan rekan di sini. Penghasilannya buat operasional produksi dan rekan-rekan," ujarnya.
Dia menambahkan sistem pemasarannya melalui Instagram dan Facebook yakni @damarkreasi. Umam mematok harga Rp 100 ribu hingga 300 ribu untuk satu buah lampu hias. "Harga disesuaikan dengan motif dan ukuran. Insyallah murah, tapi kualitas tetap kita perhatikan," tutur Umam.[Detik]