Keliling Spot Keren di Kota Udang

Seperti halnya Kota Bandung, di Kota Cirebon kini sudah ada bus wisata yang akan mengantarkan masyarakat untuk berkeliling spot-spot keren di kota wali ini. Bandung menyebutnya dengan Bandros atau Bandung Tour on Bus, nah, kalau Cirebon menamakannya dengan Citros atau Cirebon Tourism on Bus.

Bentuknya tidak jauh beda den­gan bus Bandros yang sudah ada terlebih dahulu di Kota Bandung. Kota Cimahi pun sudah memiliki bus serupa.

Keberadaan Citros ini tentu saja semakin menggairahkan minat warga lokal dan luar Kota Cirebon untuk menjelajahi kota kecil ini. Seperti diketahui, lokasi wisata di Kota Cirebon memang saling berdekatan sehingga cocok jika menjelajahinya menggu­nakan bus Citros ini.

Bus Citros ini sudah beroperasi sejak awal Maret 2019. Diresmikan Sekda Jabar Iwa Karniwa dan Sultan Keraton Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat. Bus dikelola Organda setempat. Bus Citros dengan kapasitas 20 penumpang tersebut dilengkapi mini bar yang diisi jajanan dan minuman khas Cirebon serta seorang guide.

Nah, jika ingin mencoba Citros, langsung saja cek di medsos Kota Cirebon atau aplikasi Wistakon yang dimiliki Pemkot Cirebon.

Jika di Kota Bandung, penumpang hanya bisa menunggu bus di pool per­tama, Citros berbeda. Penumpang bisa menunggu di titik pemberhentian yang menjadi tujuan berhenti di spot wisata. Asalkan kursi yang tersedia masih kosong. Setiap bus hanya menyediakan sebanyak 20 kursi.

Tapi jika ingin menikmati wisata Kota Udang secara penuh, lebih baik naik di pusat Kota Cirebon atau di Jalan H Juanda. Biayanya hanya 5 ribu rupiah. Tapi dibayar dengan menggu­nakan e-money.

Rute Citros dari titik wisata belanja batik Trusmi. Dari Trusmi melintasi Plered - Jalan H Juanda - Jalan Pilang Raya - Jalan Slamet Riyadi hingga tiba di Kompleks makam Sunan Gunung Jati.

Bus Citros berangkat pukul 09.00 WIB untuk perjalanan bus pertama. Setelah membayar tiket, rombongan jalan-jalan dengan Citros pun dimulai.

Trusmi dan makam Sunan Gunung Jati memang menjadi ikon wisata khusus di Kota Cirebon. Meski sebena­rnya Trusmi ada di wilayah Kabupaten Cirebon, namun Citros memasukannya dalam paket perjalanan.

Tapi bagi warga luar Cirebon, akan lebih baik jika lebih pagi tiba di titik keberangkatan pertama. Tapi tidak ma­salah, sebab bus Citros lain masih akan ada hingga pukul 17.00 WIB.

Perjalanan sekitar satu setengah jam, bus akan tiba di kawasan Makam Sunan Gunung Jati. Jika ingin men­getahui lebih banyak sejarah makam, wisatawan bisa turun untuk berkeliling komplek.

Seiring berjalannya waktu, makam Sunan Gunung Jati seringkali dijadikan tempat berziarah. Tujuannya untuk mendoakan juga mengenang jasanya. Para peziarah tak hanya dari dae­rah Cirebon dan sekitarnya, tapi juga dari berbagai kota. Ada waktu-waktu tertentu di mana makam ini padat pezi­arah, diantaranya malam Jumat Kliwon, Maulid Nabi, Grebeg Syawal, Grebeg Rayagung, dan ritual pencucian benda-benda pusaka.

Taman Sunyaragi dan Trusmi

Dari Keraton kasepuhan, bus akan melaju ke Gua Sunyaragi. Jika Anda sudah puas berkeliling keraton, perjalanan menarik lain untuk disambangi adalah Taman Gua Sunyaragi.

Goa Sunyaragi merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota Ci­rebon dengan luas sekitar 15 hektare. Dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi Danau Jati. Selain itu di goa tersebut banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti gajah, patung wanita perawan sunti, dan patung garuda.

Goa paling besar adalah Goa Peteng yang digunakan untuk bersemedi. Selain itu ada Goa Pande Kemasan yang khusus digunakan untuk pembuatan senjata sekaligus tempat penyimpanannya. Perbekalan dan makanan prajurit disimpan di Goa Pawon. Goa Pengaw­al yang berada di bagian bawah untuk tempat berjaga para pengawal. Sedang Gua Padang Ati (Hati Terang), khusus tempat bertapa para Sultan.

Dari titik Sunyaragi, Citros menuju rute akhir yakni kembali ke Trusmi. Melalui Jalan Pemuda - Cipto Mangunkusumo - Tuparev – H Juanda.

Dengan menggunakan Citros, masyarakat sebenarnya bisa memilih titik lokasi yang menarik yang bisa dikunjungi. Apakah ke keraton, Gua Sunyaragi, Makam Sunan Gu­nung Jati atau hanya ingin berbelanja batik di Trusmi.

Batik Trusmi berhasil menjadi ikon ba­tik dalam koleksi kain nasional. Batik Cire­bon sendiri termasuk golongan Batik Pesisir, namun juga sebagian batik Cirebon termasuk kelompok batik keraton.

Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Kanoman, yang konon berdasarkan seja­rah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebonan klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan sebagian masyara­kat Desa Trusmi seperti Mega Mendung, Pak­sinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo dan lain-lain.

Keraton dan Kota Tua

Setelah puas berkelil­ing makam Sunan gunung Jati, Anda bisa menunggu kedatangan Citros berikutnya. Biasanya, penumpang Citros juga sama saja, akan turun di kompleks makam, sehingga ada kursi yang kosong.
Dari sana, perjalanan Citros akan melintasi Jalan Siliwangi - Veteran – Sis­ingamangaraja, dan Kera­ton Kasepuhan. Berhenti sejenak, Citros melanjutkan perjalanan melintasi kota tua di Jalan Pulasaren, Lawang­gada, Kesambi dan berhenti lagi di Gua Sunyaragi.

Nah saat tiba di Kera­ton Kasepuhan, tidak ada salahnya untuk turun dan kembali menjelajahi keraton tertua yang ada di Jawa Barat ini.

Menjelajahi keraton kas­epuhan bisa dilakukan setiap saat. Namun akan lebih ramai jika menjelang Maulid atau hari raya. Keraton akan bersolek dan lebih menarik.

Selain menjelajahi kera­ton, di bagian depan juga terdapat museum yang berisi benda-benda peninggalan Sultan Cirebon. Terdapat kereta kencana yang dina­makan Kereta Kencana Paksi Nagaliman. Kereta kayu dengan bentuk badan kuda dan kepala naga.

Didepan keraton terdapat alun-alun besar dan di samping alun-alun terdapat masjid tua yang dinamakan Masjid Merah.

Di sekitar keraton meru­pakan kawasan kota tua Cirebon. Keraton dikelilingi tembok bata merah dan beberapa nampak pir­ing keramik China yang ditempel sebagai ornamen tembok. Di sekitar kawasan keraton terdapat industri ke­cil penyokong budaya Cire­bon, seperti pelaku kerajinan topeng khas Cirebon.[KoranJakarta]

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :