Polisi Selidiki Tragedi Penambang Maut di Dukupuntang Kab. Cirebon
Polres Cirebon akan memanggil saksi-saksi dari peristiwa kecelakaan kerja yang menimpa penambang galian C di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Kapolres Cirebon Ajun Komisaris Besar Suhermanto mengatakan, termasuk pengelola galian C tersebut yaitu Kopontren Al Islah, akan turut dipanggil. Menurutnya, pihaknya pun akan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten (Disnakertrans) Cirebon terkait pengarahan kepada para penambang di lokasi tersebut.
“Saat ini kita masih selidiki, termasuk memeriksa saksi-saksi, juga dari pengelolanya nanti kita akan cari tahu seperti apa, semuanya berdasarkan fakta hukum yang ada,” kata Suhermanto, Selasa (18/12/2018).
Saat ditanya soal standardisasi operasional prosedur (SOP) dari perusahaan apakah sudah sesuai atau belum, menurutnya, hal ini yang akan turut diselidiki.
“Akan ketahuan nanti, hanya kita belum bisa membuka karena masih kita selidiki. Namun, bagi para penggali mungkin nanti kita akan berikan pengarahan bersama dengan Disnakertrans,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kabupaten Cirebon Abdullah Subandi saat dihubungi mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan soal kecelakaan kerja tersebut.
“Saya belum dapat laporan soal kecelakaan kerja di Dukupuntang,” katanya.
Menurutnya, pengawasan terhadap perusahaan ataupun tenaga kerja kini bukan lagi kewenangan di Disnakertrans Kabupaten Cirebon, namun sudah diserahkan kepada Disnakertrans Provinsi Jawa Barat.
“Ada pengalihan kewenangan dari daerah ke Provinsi Jawa Barat sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Perpanjangan tangan Disnakertrans Jawa Barat di Kabupaten Cirebon ada di Balai Pengawasan Tenaga Kerja di Jalan By Pass, Kedawung,” kata Abdullah.
Sebelumnya, seorang penambang bernama Karsa, warga Kecamatan Sindang Wangi, Kabupaten Majalengka, mengalami kecelakaan kerja di tempat galian. Ia tewas setelah terpeleset jatuh saat sedang membelah batu dan batunya menimpa kepalanya pada Senin kemarin. Akibat tertimpa batu, korban meninggal dunia di lokasi.[KC]
Kapolres Cirebon Ajun Komisaris Besar Suhermanto mengatakan, termasuk pengelola galian C tersebut yaitu Kopontren Al Islah, akan turut dipanggil. Menurutnya, pihaknya pun akan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten (Disnakertrans) Cirebon terkait pengarahan kepada para penambang di lokasi tersebut.
“Saat ini kita masih selidiki, termasuk memeriksa saksi-saksi, juga dari pengelolanya nanti kita akan cari tahu seperti apa, semuanya berdasarkan fakta hukum yang ada,” kata Suhermanto, Selasa (18/12/2018).
Saat ditanya soal standardisasi operasional prosedur (SOP) dari perusahaan apakah sudah sesuai atau belum, menurutnya, hal ini yang akan turut diselidiki.
“Akan ketahuan nanti, hanya kita belum bisa membuka karena masih kita selidiki. Namun, bagi para penggali mungkin nanti kita akan berikan pengarahan bersama dengan Disnakertrans,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kabupaten Cirebon Abdullah Subandi saat dihubungi mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan soal kecelakaan kerja tersebut.
“Saya belum dapat laporan soal kecelakaan kerja di Dukupuntang,” katanya.
Menurutnya, pengawasan terhadap perusahaan ataupun tenaga kerja kini bukan lagi kewenangan di Disnakertrans Kabupaten Cirebon, namun sudah diserahkan kepada Disnakertrans Provinsi Jawa Barat.
“Ada pengalihan kewenangan dari daerah ke Provinsi Jawa Barat sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Perpanjangan tangan Disnakertrans Jawa Barat di Kabupaten Cirebon ada di Balai Pengawasan Tenaga Kerja di Jalan By Pass, Kedawung,” kata Abdullah.
Sebelumnya, seorang penambang bernama Karsa, warga Kecamatan Sindang Wangi, Kabupaten Majalengka, mengalami kecelakaan kerja di tempat galian. Ia tewas setelah terpeleset jatuh saat sedang membelah batu dan batunya menimpa kepalanya pada Senin kemarin. Akibat tertimpa batu, korban meninggal dunia di lokasi.[KC]
