Kebakaran Lereng Ciremai dari Majalengka Menyeberang ke Kuningan

Kobaran api kebakaran hutan di bagian lereng barat laut Gunung Ciremai bermula dari Blok Awilega, sekitar Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalalengka, yang terjadi mulai Sabtu, 5 Oktober 2019, terus meluas melalap kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Bahkan, menginjak sekitar pukul 12.30 WIB, Senin, 7 Oktober 2019, kobaran api sudah merambat menyeberang melalap kawasan TNGC di belahan wilayah Kabupaten Kuningan.

Kobaran api kebakaran rambatan dari wilayah Majalengka mengarah ke timur di bagian lereng barat laut gunung berapi tertinggi di Jawa Barat itu pada Senin, 7 Agustus 2019 siang mulai menyeberang ke belahan wilayah Kuningan. Api berawal dari Blok Situmpuk ke punggungan lereng Blok Karanglenang di ketinggian sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut, mendekati objek wisata alam Bukit Seribu Bintang (BSB) di atas wilayah Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.

Lahan terbakar di Blok Karanglenang -seperti halnya kawasan objek wisata BSB dan sekitarnya, merupakan hamparan areal berbatu terjal, dipenuhi ilalang dan semak mengering, minim tegakan pohon. Karena kondisi medan dan vegetasinya itu, kobaran api di blok Karanglenang itu sulit diburu dan dipadamkan para petugas dan sukarelawan pemadam.

Sementara itu, untuk mencegah rambatan api meluas ke BSB dan lereng utara Ciremai, Balai TNGC dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kuningan, Senin, 7 Oktober 2019 sudah memberangkatkan puluhan personel menuju lembah Liangkerud dan Lempong Binuang, alur lembah padat tegakan pohon di sebelah barat BSB.

"Personel pemadam yang diberangkatkan dari Kebun Raya Kuningan dan dari BSB hari ini sebagian besar kami arahkan ke lembah itu, hingga ke bagian atasnya ," ujar Agus Yudantara, Fire Boss dari Seksi Pengelolaan Taman Nasional 1 wilayah Kuningan pada BTNGC yang sedang berada di BSB, Senin, 7 Oktober 2019 siang.

Puluhan personel pemadam yang telah bergabung dan bergerak untuk upaya pemadaman dalam koordinasi BTNGC dan BPBD Kuningan, meliputi dari berbagai unsur. Diantaranya, Polhutan BTNGC, staf BPBD, Masyarakat Peduli Api, serta sukarelawan dari LSM Akar, Jip Kuningan Raya, Forum Peduli Kuningan, dan anggota dari sejumlah kelompok pencinta alam.

Hingga berita ini diturunkan, Senin sore, kobaran api di lereng barat laut gunung tersebut masih terus meluas dan belum dikendalikan. Di balik itu, upaya pemadaman sementara baru mengandalkan cara-cara manual tenaga pemadam, seperi membuat alur sekat bakar disertai pemadaman titik-titik rembetan api yang bisa dijangkau menggunakan peralatan tradisional.[PikiranRakyat]

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :