9 Balita Positif Mengidap HIV/AIDS di Kota Cirebon
Penyebaran virus HIV/AIDS di Kota Cirebon, Jawa Barat, dinilai cukup mengkhawatirkan. Tahun ini, setidaknya ada 58 penemuan kasus oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon, 9 diantaranya merupakan balita yang positif mengidap HIV/AIDS sejak lahir.
Sri Maryati, selaku Sekertaris KPA Kota Cirebon mengatakan, penularan virus HIV/AIDS terhadap balita bisa terjadi karena orangtuanya positif mengidap HIV/AIDS. Virus tersebut menyebar melalui air susu ibu, atau yang lainnya.
"Bisa tertular saat si ibu menyusui. Atau salah satu maupun kedua orangtuanya sudah postif mengidap HIV/AIDS," kata Sri kepada Okezone, saat di temui di kantor KPA Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (29/11/2018).
Sri juga menuturkan, temuan 9 balita yang positif mengidap HIV/AIDS ini merupakan angka yang cukup tinggi. Ia menjelaskan, setiap bulannya ada satu balita yang positif mengidap HIV/AIDS di Kota Cirebon, Jawa Barat.
"Temuan 9 balita yang positif HIV/AIDS ini merupakan angka yang cukup tinggi. Jadi setiap bulannya di Kota Cirebon ada satu balita mengidap HIV/AIDS," ujarnya.
Bayi
Menurut Sri, untuk meminimalisir penularan virus HIV/AIDS terhadap balita, ia menyarankan agar para orangtua yang sudah positif mengidap HIV/AIDS mengikuti program pencegahan penularan, dengan rutin mengkonsusmsi obat ARV profilaksis.
"Dengan meminum obat ARV profilaksis, kemungkinan anak akan terbebas atau negatif HIV/AIDS, walaupun orangtuanya positif, " katanya.
Sri juga mengaku, angka 58 kasus itu di periode bulan Januari-Oktober 2018. Sedangkan untuk total kasus HIV/AIDS di Kota Cirebon sejak tahun 2006, tercatat ada 984 kasus. Hal Itu sekaligus menetapkan Kota Cirebon masuk dalam 10 besar kota dengan kasus HIV/AIDS tertinggi di Jawa Barat.
Kedepannya, Sri berharap agar angka penyebaran virus HIV/AIDS bisa menurun. Ia juga mengingatkan kepada masyarakat, untuk tidak memberikan stigma negatif kepada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
"Kita berharap agar kasus penyebaran HIV/AIDS di Kota Cirebon menurun. Saya juga meminta agar masyarakat tidak memberikan stigma negatif terhadap ODHA. Mereka tidak perlu dijauhi, " harapnya.[Oke]
Sri Maryati, selaku Sekertaris KPA Kota Cirebon mengatakan, penularan virus HIV/AIDS terhadap balita bisa terjadi karena orangtuanya positif mengidap HIV/AIDS. Virus tersebut menyebar melalui air susu ibu, atau yang lainnya.
"Bisa tertular saat si ibu menyusui. Atau salah satu maupun kedua orangtuanya sudah postif mengidap HIV/AIDS," kata Sri kepada Okezone, saat di temui di kantor KPA Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (29/11/2018).
Sri juga menuturkan, temuan 9 balita yang positif mengidap HIV/AIDS ini merupakan angka yang cukup tinggi. Ia menjelaskan, setiap bulannya ada satu balita yang positif mengidap HIV/AIDS di Kota Cirebon, Jawa Barat.
"Temuan 9 balita yang positif HIV/AIDS ini merupakan angka yang cukup tinggi. Jadi setiap bulannya di Kota Cirebon ada satu balita mengidap HIV/AIDS," ujarnya.
Bayi
Menurut Sri, untuk meminimalisir penularan virus HIV/AIDS terhadap balita, ia menyarankan agar para orangtua yang sudah positif mengidap HIV/AIDS mengikuti program pencegahan penularan, dengan rutin mengkonsusmsi obat ARV profilaksis.
"Dengan meminum obat ARV profilaksis, kemungkinan anak akan terbebas atau negatif HIV/AIDS, walaupun orangtuanya positif, " katanya.
Sri juga mengaku, angka 58 kasus itu di periode bulan Januari-Oktober 2018. Sedangkan untuk total kasus HIV/AIDS di Kota Cirebon sejak tahun 2006, tercatat ada 984 kasus. Hal Itu sekaligus menetapkan Kota Cirebon masuk dalam 10 besar kota dengan kasus HIV/AIDS tertinggi di Jawa Barat.
Kedepannya, Sri berharap agar angka penyebaran virus HIV/AIDS bisa menurun. Ia juga mengingatkan kepada masyarakat, untuk tidak memberikan stigma negatif kepada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
"Kita berharap agar kasus penyebaran HIV/AIDS di Kota Cirebon menurun. Saya juga meminta agar masyarakat tidak memberikan stigma negatif terhadap ODHA. Mereka tidak perlu dijauhi, " harapnya.[Oke]