Warga Cirebon Harus Waspadai Puting Beliung
Masyarakat di Wilayah Cirebon diingatkan untuk mewaspadai ancaman angin puting beliung pada masa pancaroba/transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn mengungkapkan, setidaknya empat daerah di Wilayah Cirebon yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, dan Kuningan, saat ini telah masuk masa pancaroba.
Pada masa inilah angin puting beliung mengancam masyarakat.
"Biasanya saat masa transisi, potensi terjadi puting beliung. Hujan lebat berdurasi singkat disertai petir dan angin kencang, terjadi pada siang hingga sore hari," beber pria yang akrab disapa Faiz ini, Selasa (23/10).
Saat ini, secara tak merata, sejumlah kawasan di empat daerah se-Wilayah Cirebon terpantau BMKG telah turun hujan. Musim pancaroba sendiri diprakirakan akan berlangsung 20 hari sebelum masuk musim hujan.
Angin puting beliung sendiri, jelasnya, disebabkan awan hujan bewarna abu-abu kehitaman yang dinamakan awan Cumulonimbus. Awan ini juga yang menyebabkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
"Biasanya, angin puting beliung berkecepatan 70-100 km/jam," ujarnya.
Menghadapi musim hujan yang akan datang, pihaknya mengimbau masyarakat membersihkan lingkungan di sekitarnya seperti drainase, memotong pohon-pohon yang sudah rimbun untuk mencegah potensi banjir, genangan, pohon tumbang, dan lainnya. Selain itu, masyarakat diingatkan tetap menjaga kesehatan.
Sementara, warga Kabupaten Cirebon masih dilanda kekurangan air bersih selama kemarau ini. Salah satunya dialami Suganda, warga Desa Pegagan, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, yang terpaksa harus membeli air bersih untuk dikonsumsi.
"Keluarga kami pakai air PDAM, tapi airnya kotor sehingga hanya dipakai untuk mandi dan mencuci saja. Sementara untuk konsumsi, keluarga kami harus beli air bersih pakai jerigen," ucapnya.[Sumber: IK]
Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn mengungkapkan, setidaknya empat daerah di Wilayah Cirebon yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, dan Kuningan, saat ini telah masuk masa pancaroba.
Pada masa inilah angin puting beliung mengancam masyarakat.
"Biasanya saat masa transisi, potensi terjadi puting beliung. Hujan lebat berdurasi singkat disertai petir dan angin kencang, terjadi pada siang hingga sore hari," beber pria yang akrab disapa Faiz ini, Selasa (23/10).
Saat ini, secara tak merata, sejumlah kawasan di empat daerah se-Wilayah Cirebon terpantau BMKG telah turun hujan. Musim pancaroba sendiri diprakirakan akan berlangsung 20 hari sebelum masuk musim hujan.
Angin puting beliung sendiri, jelasnya, disebabkan awan hujan bewarna abu-abu kehitaman yang dinamakan awan Cumulonimbus. Awan ini juga yang menyebabkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
"Biasanya, angin puting beliung berkecepatan 70-100 km/jam," ujarnya.
Menghadapi musim hujan yang akan datang, pihaknya mengimbau masyarakat membersihkan lingkungan di sekitarnya seperti drainase, memotong pohon-pohon yang sudah rimbun untuk mencegah potensi banjir, genangan, pohon tumbang, dan lainnya. Selain itu, masyarakat diingatkan tetap menjaga kesehatan.
Sementara, warga Kabupaten Cirebon masih dilanda kekurangan air bersih selama kemarau ini. Salah satunya dialami Suganda, warga Desa Pegagan, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, yang terpaksa harus membeli air bersih untuk dikonsumsi.
"Keluarga kami pakai air PDAM, tapi airnya kotor sehingga hanya dipakai untuk mandi dan mencuci saja. Sementara untuk konsumsi, keluarga kami harus beli air bersih pakai jerigen," ucapnya.[Sumber: IK]