Kisah Haru Atun, Tukang Pijat Naik Haji dari Cirebon
Perasaan senang dan haru terlihat dari raut wajah calon haji asal Cirebon, Atun Jaratun (55). Calon haji asal Kampung Dukuh Semar Kota Cirebon itu ikut dalam kloter 2 yang akan diberangkatkan pada 28 Juni 2019 mendatang.
Atun tampak sibuk melipat pakaian yang akan dibawanya saat beribadah di Mekkah. Atun pun tak berhenti bersyukur sambil bercerita bagaimana perjalanannya menabung untuk menunaikan rukun Islam ke-5 itu.
"Saya mulai menabung dari tahun 2005 Alhamdulillah saya dipanggil tahun ini," kata Atun kepada Liputan6.com, Kamis (11/7/2019).
Sehari-harinya, Atun bekerja sebagai tukang pijat keliling di Cirebon. Keahlian Atun menjadi tukang pijat merupakan bakat turunan dari sang nenek.
Dia mengatakan, memulai kariernya sebagai tukang pijat sejak tahun 1978. Mulai dari pijat urut, pijat capek, pijat anak, pijat keseleo hingga pijat lulur.
Menggunakan sepeda gowes miliknya, saat muda, Atun mampu memijat enam hingga delapan pasien dalam sehari. Selain memijat, Atun juga menjadi pedagang keliling jajanan pasar khas Cirebon.
"Tiap pagi dan sore kalau tidak ada jadwal mijat ya saya buat jajanan sendiri terus dijual keliling sendiri," kata dia.
Atun mengaku sudah siap lahir dan batin mengikuti proses ibadah haji di Mekkah. Meski dia mengaku tengah menghadapi kendala pada fisiknya.
Atun mengaku pernah mengalami kejadian yang tak diduga saat akan memijat pasiennya. Saat itu, dia tengah mengendarai sepeda untuk memijat salah satu pasien di Keraton Kasepuhan.
"Pas sampai belokan di pasar Jagasatru saya ditabrak vespa kena roda depan dan akhirnya jatuh dan bagian tulang saya bengkok setelah di MRI," ujar dia.
Sementara itu, kendala lain yang dialami Atun terdapat tujuh syaraf terjepit di bagian punggung. Dia mengatakan, terjepitnya syaraf di bagian punggung itu akibat aktivitasnya berjualan keliling.
Atun berkeliling jualan jajanan khas Cirebon menggunakan baskom dan berjalan kaki. Dia berjualan dari gang ke gang di setiap perkampungan Kota Cirebon.
"Sudah saya konsultasikan juga dan kata petugas saya harus jaga diri minum obat yang sesuai resep dokter. Saya yakin bisa menunaikannya karena tekad sudah bulat," ujar dia.
Mengetahui sakit yang dideritanya, Atun memutuskan berhenti berjualan keliling pada 2012. Dia hanya melayani pesanan kue jika ada permintaan saja.
Di tempat terpisah, Kepala Kemenag Kota Cirebon Moch Mulyadi mengatakan, Kota Cirebon masuk dalam kloter 74. Sementara untuk satu kloter terdiri dari 410 jemaah.
"Untuk Kota Cirebon sendiri saja ada 331 jemaah haji jadi nanti dapat tambahan 70 jemaah haji dari Bekasi dan 2 dari Kabupaten Cirebon," kata dia.
Pada persiapannya, dia mengaku tidak ada kendala signifikan khususnya kepada jemaah haji asal Kota Cirebon. Berbagai tahapan telah dilewati dengan lancar tanpa hambatan.
"Mudah-mudahan lancar semuanya hingga mereka pulang ke Cirebon dalam keadaan sehat," harap dia.[Liputan6]
Atun tampak sibuk melipat pakaian yang akan dibawanya saat beribadah di Mekkah. Atun pun tak berhenti bersyukur sambil bercerita bagaimana perjalanannya menabung untuk menunaikan rukun Islam ke-5 itu.
"Saya mulai menabung dari tahun 2005 Alhamdulillah saya dipanggil tahun ini," kata Atun kepada Liputan6.com, Kamis (11/7/2019).
Sehari-harinya, Atun bekerja sebagai tukang pijat keliling di Cirebon. Keahlian Atun menjadi tukang pijat merupakan bakat turunan dari sang nenek.
Dia mengatakan, memulai kariernya sebagai tukang pijat sejak tahun 1978. Mulai dari pijat urut, pijat capek, pijat anak, pijat keseleo hingga pijat lulur.
Menggunakan sepeda gowes miliknya, saat muda, Atun mampu memijat enam hingga delapan pasien dalam sehari. Selain memijat, Atun juga menjadi pedagang keliling jajanan pasar khas Cirebon.
"Tiap pagi dan sore kalau tidak ada jadwal mijat ya saya buat jajanan sendiri terus dijual keliling sendiri," kata dia.
Atun mengaku sudah siap lahir dan batin mengikuti proses ibadah haji di Mekkah. Meski dia mengaku tengah menghadapi kendala pada fisiknya.
Atun mengaku pernah mengalami kejadian yang tak diduga saat akan memijat pasiennya. Saat itu, dia tengah mengendarai sepeda untuk memijat salah satu pasien di Keraton Kasepuhan.
"Pas sampai belokan di pasar Jagasatru saya ditabrak vespa kena roda depan dan akhirnya jatuh dan bagian tulang saya bengkok setelah di MRI," ujar dia.
Sementara itu, kendala lain yang dialami Atun terdapat tujuh syaraf terjepit di bagian punggung. Dia mengatakan, terjepitnya syaraf di bagian punggung itu akibat aktivitasnya berjualan keliling.
Atun berkeliling jualan jajanan khas Cirebon menggunakan baskom dan berjalan kaki. Dia berjualan dari gang ke gang di setiap perkampungan Kota Cirebon.
"Sudah saya konsultasikan juga dan kata petugas saya harus jaga diri minum obat yang sesuai resep dokter. Saya yakin bisa menunaikannya karena tekad sudah bulat," ujar dia.
Mengetahui sakit yang dideritanya, Atun memutuskan berhenti berjualan keliling pada 2012. Dia hanya melayani pesanan kue jika ada permintaan saja.
Di tempat terpisah, Kepala Kemenag Kota Cirebon Moch Mulyadi mengatakan, Kota Cirebon masuk dalam kloter 74. Sementara untuk satu kloter terdiri dari 410 jemaah.
"Untuk Kota Cirebon sendiri saja ada 331 jemaah haji jadi nanti dapat tambahan 70 jemaah haji dari Bekasi dan 2 dari Kabupaten Cirebon," kata dia.
Pada persiapannya, dia mengaku tidak ada kendala signifikan khususnya kepada jemaah haji asal Kota Cirebon. Berbagai tahapan telah dilewati dengan lancar tanpa hambatan.
"Mudah-mudahan lancar semuanya hingga mereka pulang ke Cirebon dalam keadaan sehat," harap dia.[Liputan6]