Seluruh Kuwu Desa Kaliwulu Dilarang Poligami, Bagaimana Sejarahnya?


Di kalangan masyarakat Desa Kaliwulu, Kecamatan Plered, seluruh kuwu di desa ini baik yang sudah menjabat ataupun yang kuwu-kuwu di masa mendatang dilarang berpoligami.

Sejarah yang sudah mengakar ini terus dilaksanakan oleh para Kuwu di desa yang terkenal dengan kerajinan mebeulair tersebut. Hal inipun dilakukan oleh Kuwu Desa Kaliwulu saat ini, Muslimin.

Menurut Muslimin, sejarah Kuwu Desa Kaliwulu yang tidak boleh berpoligami berawal dari orang yang pertama kali mendiami Desa Kaliwulu yaitu Ki Gede Kaliwulu atau Syekh Abdurokhman. Dia adalah putra dari Pangeran Panjunan. Syekh Abdurokhman hidup semasa dengan Sunan Gunung Jati dan kerap mengikuti Sunan Gunung Jati ketika sedang mengunjungi suatu daerah.

“Syekh Abdurokhman membuka perkampungan di Kaliwulu, dia menikah di Kaliwulu tapi tidak pernah diceritakan dalam sejarah siapa istrinya,” ujar Muslimin, Selasa (16/10/2018).

Yang menarik, dalam sejarah justru diceritakan wanita yang dikagumi oleh Syekh Abdurokhman. Namun wanita ini bukan istrinya. Dia adalah Nyi Bode yang berasal dari desa di sebelah selatan Desa Kaliwulu yang saat ini disebut Desa Bode Lor. Syekh Abdurokhman bertemu dengan Nyi Bode saat sedang mencari sumber air di desa sebelah selatan tersebut.

“Syekh Abdurokhman menyadari sudah jatuh cinta namun dia tidak ingin memiliki Nyi Bode karena sudah memilih istri. Nyi Bode pun memiliki perasaan yang sama. Keduanya tidak bisa bersatu. Suatu saat, Nyi Bode mengatakan jika dirinya pasrah jika tidak bisa bersatu.  Namun,  dirinya menginginkan jika meninggal dunia maka bisa dimakamkan di samping makam Syekh Abdurokhman,” ujar Muslimin.

Jika ada yang penasaran terhadap makam Nyi Bode dan Syekh Abdurokhman, makam keduanya bisa ditemui di komplek masjid Desa Kaliwulu di Blok Kauman. Di masjid ini ada tiga makam yang bersebelahan. Satu makam lagi merupakan makam istri Syekh Abdurokhman. Peristiwa di abad ke 17 ini membuat warga Kaliwulu dan Bode Lor saat ini memiliki pereratan silaturahmi yang kuat. Jika salah satu desa tersebut mengadakan kegiatan, keduanya kerap mengundang satu sama lain.

“Itulah kenapa kuwu di desa ini dilarang berpoligami. Selain memang ingin memiliki satu cinta saja dalam hidup, kami Kuwu Kaliwulu juga ingin mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Ki Gede Kaliwulu,” tuturnya.(KC)

Subscribe to receive free email updates: