Waspada, Tiga dari Lima Kecamatan di Kota Cirebon Rawan Banjir
Sejumlah titik di Kota Cirebon dinilai rawan banjir, terutama saat musim hujan tiba.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Kota Cirebon, Agung Soedijono, mengatakan sedikitnya ada tiga kecamatan di Kota Cirebon yang rawan banjir.
"Tiga itu Kecamatan Kesambi, Kecamatan Harjamukti, dan Kecamatan Lemahwungkuk," ujar Agung Soedijono, melalui sambungan teleponnya, Selasa (20/11/2018).
Sementara dua kecamatan lainnya yang tidak rawan banjir ialah Kecamatan Kejaksan dan Kecamatan Pekalipan.
Agung mengatakan, setiap musim hujan tiba tiga kecamatan tersebut selalu tergenang banjir.
Bahkan, pada tahun lalu beberapa kawasan di tiga kecamatan itu ketinggian airnya mencapai 2 meter.
"Tahun lalu yang paling parah itu di RW 06 Suradinaya, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, RW 03 dan 10 Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, serta RW 09 Kelurahan/Kecamatan Lemahwungkuk," kata Agung Soedijono.
Menurut Agung, banjir yang merendam kawassn itu merupakan air limpasan.
Namun, kata Agung, intensitasnya selalu berulang terutama saat curah hujan sedang tinggi.
"Biasanya 4 hingga 5 jam kemudiam sudah surut," ujar Agung Soedijono.[Sumber: Tribun]
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Kota Cirebon, Agung Soedijono, mengatakan sedikitnya ada tiga kecamatan di Kota Cirebon yang rawan banjir.
"Tiga itu Kecamatan Kesambi, Kecamatan Harjamukti, dan Kecamatan Lemahwungkuk," ujar Agung Soedijono, melalui sambungan teleponnya, Selasa (20/11/2018).
Sementara dua kecamatan lainnya yang tidak rawan banjir ialah Kecamatan Kejaksan dan Kecamatan Pekalipan.
Agung mengatakan, setiap musim hujan tiba tiga kecamatan tersebut selalu tergenang banjir.
Bahkan, pada tahun lalu beberapa kawasan di tiga kecamatan itu ketinggian airnya mencapai 2 meter.
"Tahun lalu yang paling parah itu di RW 06 Suradinaya, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, RW 03 dan 10 Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, serta RW 09 Kelurahan/Kecamatan Lemahwungkuk," kata Agung Soedijono.
Menurut Agung, banjir yang merendam kawassn itu merupakan air limpasan.
Namun, kata Agung, intensitasnya selalu berulang terutama saat curah hujan sedang tinggi.
"Biasanya 4 hingga 5 jam kemudiam sudah surut," ujar Agung Soedijono.[Sumber: Tribun]
