Mengenal Pasar Muludan Cirebon yang Omzetnya Diprediksi Tembus Rp20 Miliar

Bulan November adalah waktu yang tepat untuk berlibur ke Kota Cirebon, Jawa Barat. Pasalnya, pada bulan ini, Keraton Kasepuhan menggelar Pasar Muludan yang selalu ramai dikunjungi wisatawan. Pasar tersebut merupakan salah satu pasar kaget terbesar dan bersejarah di Jawa Barat.

Pasar Muludan sendiri sudah menjadi agenda wajib bagi wisatatawan di Kota Cirebon. Tak hanya menjadi daya tarik wisatawan, pasar tersebut juga mampu mendongkrak jalannya roda ekonomi, khususnya bagi pelaku usaha kecil.

"Omzetnya diprediksi bisa tembus diangkat Rp20 miliar. Keberadaan Tol Cipali juga tentunya bisa mendongkrak omzet, karena memudahkan wisatawan untuk berkunjung," kata Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat, belum lama ini.

Ia menjelaskan, dalam sebulan rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Keraton Kasepuhan Cirebon bisa mencapai 100 ribu orang. Ia juga berharap dengan adanya pasar muludan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke Keraton Kasepuhan, hingga dua kali lipat dari biasanya. Ia sendiri memberi diskon tiket masuk selama muludan.

"Selama sebulan pengunjungnya itu rata-rata mencapai 100 ribu orang, mudah-mudahan muludan sekarang ini bisa tembus sampai 200 ribu orang. Kita juga memberikan diskon 50 persen, untuk masuk ke keraton selama muludan," ujarnya.

Dalam Pasar Muludan, banyak sekali kios-kios yang menjajakan barang dagangannya. Tak hanya itu, kita juga bisa menikmati kuliner-kuliner khas yang ada di pasar tersebut. Wahana bermain seperti kora-kora, ombak banyu, komidi putar, tong setan menjadi primadona bagi para wisatawan.

Salah satu pekerja wahana komidi putar, yakni Hermansyah menuturkan, dalam sehari penghasilan dari wahana komidi putar bisa mencapai angka jutaan rupiah. Hal itu belum ditambah dengan membludaknya pengunjung pada akhir pekan, yang bisa tembus hingga 1.000 orang.

"Di akhir pekan itu bisa sampai sekitar 1.000 pengunjung. Untuk tiket sendiri harganya mulai dari Rp8.000 hingga Rp10.000," kata Hermansyah.

Hermansyah juga mengungkapkan, bahwa penghasilan yang di dapat dalam pasar muludan itu, lebih besar dibandingkan pasar malam ditempat lainnya.

"Di sini memang omzetnya besar sekali dibandingkan yang lain. Kita bawa beberapa permainan. Yang paling ramai itu kora-kora dan kincir raksasa," ungkapnya.

Pasar Muludan sendiri tak hanya berada di Keraton Kasepuhan, tetapi di Keraton Kanoman serta di Keraton Kacirebonan pun menggelar pasar tersebut.

Pesta hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang digelar di lingkungan ketiga keraton tersebut, membuat Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat, menggagas pembentukan poros untuk Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan.

Sementara itu, menanggapi gagasan Sultan Arief, Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina menuturkan bahwa hal tersebut akan disampaikan terlebih dahulu kepada Pangeran Patih Raja Mohammad Qodiran.

“Saya akan sampaikan terlebih dahulu pada Pangeran Patih Raja Mohammad Qodiran (mewakili sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emiruddin),” kata Arimbi di Keraton Kanoman, Minggu (11/11/2018).

Walaupun begitu, Arimbi sendiri menyambut baik gagasan Sultan Arief. Ia berharap, poros keraton Cirebon ini bisa mengikat kerjasama di antara elit keraton, serta hubungan yang lebih baik di antara mereka.

Hal serupa pun disampaikan juga oleh Sultan Kacirebonan, Pangeran Abdulgani Natadiningrat. Pangeran Abdulgani sendiri optimis, gagasan tersebut bisa direalisasikan segera.

“Saya sendiri mengapresiasi gagasan Sultan Kasepuhan. Perlu dibentuk juga panitia bersama dari para pemangku kepentingan. Pemerintah Kota Cirebon dan Polri akan sangat berperan dalam mengatur dan menata para pelaku usaha, dan kelancaran lalulintas selama berlangsungnya pasar malam Muludan,” tuturnya.

Dalam kelancaran pasar muludan, pihak penyelenggara sendiri sudah melakukan kerjasama dengan Polri dan Satpol PP, agar keamanan dan kondusifitas tetap terjaga.

Pasar Muludan sendiri, yang digelar selama sebulan di lingkungan Keraton di Cirebon, baru muncul di abad ke-20. Awalnya pasar muludan hanya pesta sederhana. Namun dengan berjalannya waktu, pasar malam muludan berkembang hingga berskala besar seperti sekarang.

Pihak Pemerintah Kota Cirebon sendiri, sangat mendukung dengan adanya pasar muludan tersebut. Hal itu karena akan mendongkrak daya tarik Kota Cirebon sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Barat.

"Kami sangat mendukung sekali. Kami juga menginformasikan ke masyarakat luas," ujar Sekdis Disporbudpar Kota Cirebon, Bagja Edi Rohaedi.

Ia juga menjelaskan, bahwa jika pihak Keraton Kasepuhan menyelenggarakan pasar muludan, otamatis hal itu bisa langsung dilakukan tanpa harus melakukan perizinan.

"Acara itu sudah menjadi tradisi, jadi jika Sultan mau menyelenggarakannya, itu sudah menjadi hak prerogatif Sultan," katanya.[Sumber: Okezone]

Subscribe to receive free email updates: